Di Indonesia kerusakan tanaman terhadap suhu ekstrim jarang sekali terjadi, karena pada umumnya didaerah tropika variasi suhu tidak terlalu besar. Namun di daerah beriklim sedang kerusakan tanaman akibat suhu rendah sering terjadi, demikian pula didaerah gurun pasir, kerusakan terjadi akibat suhu tinggi.
Ada beberapa terminologi untuk kerusakan tanaman sebagai akibat suhu rendah, antara lain :
- Sufokasi (suffocation), adalah lambatnya pertumbuhan tanaman karena permukaan tanah tertutup lapisan salju, misalnya kekurangan oksigen dalam tanah.
- Desikasi (desiccation), adalah istilah kekeringan fisiologis, bukan karena tidak ada air dalam tanah, melainkan absorpsi air oleh akar terhambat karena berkurangnya permeabilitas selaput akar atau karena naiknya viskositas air dalam tanah dan bahkan membeku.
- Heaving, adalah kerusakan tanaman karena hubungan akar dan bagian atas tanaman terputus disebabkan adanya kristal es pada permukaan tanah.
- Chilling, adalah kerusakan akibat suhu rendah di atas titik beku (kurang lebih 4 derajat Celcius). Gejalanya : adanya garis-garis khlorosis pada daun.
- Freezing Injury, adalah pembekuan dalam jaringan tanaman yang berupa kristal es didalam atau diantara sel, sehingga tanaman rusak secara mekanis, akibatnya bagian tanaman atau seluruh tanaman mati.
Selain kerusakan karena suhu rendah, beberapa kerusakan tanaman akibat suhu tinggi antara lain:
- Timbulnya kanker batang
- Rusaknya protoplasma, sehingga sel menjadi rusak dan tanaman mati.
- Respirasi meningkat secara cepat, sehingga cadangan makanan hasil fotosintesis cepat habis
Masih dalam kaitannya dengan respon tanaman terhadap suhu, proses pembungaan tanaman dapat dipercepat dengan Chillling. Cara ini yang sering disebut dengan"Vernalisasi", yang keberhasilannya ditentukan oleh :
- Air yang cukup tersedia bagi benih untuk proses imbibisi, tetapi tidak boleh terlalu banyak yang dapat menyebabkan benih berkecambah
- Adanya periode "pre-chilling" selama 10 - 24 jam pada suhu 15 - 18 derajat C setelah pembasahan benih
- Oksigen cukup tersedia
- Suhu chilling sebesar 1 - 6 derajar C selama 48 jam.
Dalam bidang pertanian dikenal istilah satuan panas (heat unit), yaitu jumlah panas yang dibutuhkan tanaman selama siklus hidupnya. Satuan panas tidak sama untuk setiap jenis tanaman. Pada tanaman yang sama umur panen akan lebih panjang bila ditanam pada daerah bersuhu rendah karena untuk mendapatkan sejumlah satuan panas tertentu dibutuhkan waktu lebih lama, sehingga kegunaan praktis dari satuan panas ini adalah untuk meramal saat panen yang tepat setelah mengetahui secara umum berdasarkan deskripsi yang ada.
Walaupun demikian, perlu diingat bahwa satuan panas bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan umur panen. Masih banyak faktor lain yang perlu diperhatikan karena pengaruhnya cukup besar terhadap umur panen, antara lain :
- Kesuburan tanah, dimana tanah yang terlalu subur terutama kandungan unsur N tinggi akan mempercepat panen
- Kandungan air dalam tanah dan kelembaban udara, tanaman yang tumbuh pada kondisi basah akan terpacu dominasi pertumbuhan vegetatifnya dari pada yang tumbuh pada kondisi kering
- Cahaya matahari, kaitannya dengan panjang hari akan berpengaruh pada inisiasi pembungaan yang pada akhirnya mempengaruhi umur panen.
Suhu udara dan atau suhu tanah berpengaruh terhadap tanaman melalui proses metabolisme dalam tubuh tanaman, yang tercermin dalam berbagai karakter seperti : lajur pertumbuhan, dormansi benih dan kuncup serta perkecambahannya, pembungaan, pertumbuhan buah dan pendewasaan/pematangan jaringan atau organ tanaman.
Respon tanaman terhadap suhu dan suhu optimum tanaman berbeda-beda tergantung kepada :
- Jenis Tanaman
- Varietas
- Tahap pertumbuhan tanaman
- Macam organ / jaringan.