Ada lima cara perbanyakan vegetatuf buatan untuk tanaman yang sudah dikenal oleh para penangkar bibit dan petani yaitu cara penyambungan, okulasi, penyusuan, cangkok dan setek /stek. Pada tiga cara yang pertama dikenal adanya istilah batang bawah dan batang atas.
Batang bawah berupa tanaman yang biasanya berasal dari biji. Tanaman dari biji sengaha dipilih karena mempunyai keunggulan dari segi perakarannya, yakni tahan cendawan akar dan mempunyai perakaran yang banyak serta dalam, sehingga tahan terhadap kekeringan dan kondisi tanah yang becek. Sedangkan batang atas berupa ranting atau mata tunas dari pohon induk yang mempunyai sifat unggul terutama dalam produksi dan kualitasnya. Dari hasil menggabungkan sifat batang bawah dan batang atas ini diperoleh bibit tanaman yang disebut bibit ente, okulasi dan susuan.
Pada perbanyakan dengan cara mencangkok batang bawah tidak diperlukan karena pada cara ini perakaran keluar langsung dari cabang pohon induk yang dicangkok. Sedangkan cara setek pada prinsipnya menumbuhkan baigan atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru.
Kelebihan bibit vegetatif yaitu selain berbuah persis sama dengan induknya, bibit juga berumur genjah (cepat berbuah). Tanaman manggis asal bibit susuan berbuah lima tahun setelah tanam, sedangkan bibit yang berasal dari biji baru berbuah 10 - 15 tahun setelah tanam. Bibit durian okulasi bisa berbuah 4 - 6 tahun setelah tanam, sedangkan bibit asal biji berbuah lebih dari 10 tahun setelah tanam.
Beberapa jenis tanaman buah-buahan tertentu sampai saat ini hanya berhasil diperbanyak dengan cara tertentu pula. Ada jenis tanaman tertentu yang tidak bisa diokulasi karena banyak mengandung getah. Rambutan dan kapulasan selalu gagal kalau disambung (enten) karena pengaruh asam fenolat yang teroksidasi dapat menimbulkan pencoklatan (browning)
Resin dan asam fenolat ini bersifat racun terhadap pembentukan kalus. Sedangkan contoh lainnya adalah belimbing dan manggis yang sulit sekali berakar bila dicangkok karena kalusnya hanya menggumpal dan tidak mampu membentuk inisiasi (Bakal) akar.
Dalam perbanyakan vegetatif tanaman buah-buahan, ada cara perbanyakan tertentu yang lebih menguntungkan bila dilakukan pada jenis tanaman tertentu pula, sehingga perbanyakannya menjadi cepat dan efisien. Tanaman manggis dan belimbing akan lebih menguntungkan bila diperbanyak dengan cara enten, sedangkan durian menguntungkan bila diperbanyak dengan cara okulasi.
Perbanyakan tanaman buah-buahan dengan cara penyusuan walau keberhasilannya tinggi, tetapi kurang praktis dalam pengerjaannya, sehingga bibit yang dihasilkan per satuan waktu menjadi sedikit. Sebagai contoh seorang pekerja yang sudah terampil mengokulasi durian, dalam sehari (8jam kerja) bisa mengokulasi 350 - 400 tanaman, sedangkan untuk penyusuan hanya bisa mengerjakan 75 - 100 sesuan sehari. Oleh karena itu perbanyakan dengan cara penyusuan hanya disarankan sebagai alternatif terakhir dalam perbanyakan tanaman buah-buahan seperti pada perbanyakan jenis nangka kandel yang keberhasilannya kurang dari 20% bila diperbanyak dengan cara enten atau okulasi.
Dengan diketahuinya cara perbanyakan yang lebih menguntungkan untuk masing-masing tanaman buah-buahan, maka akan diperoleh efisiensi tinggi dalam pengadaan bibit buah-buahan secara masal, walaupun dengan menggunakan cara konvensional
A. Setek/Stek
Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru.
Keuntungan bibit dari setek adalah:
- Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
- Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.
- Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan
- Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
Kerugian bibit dari setek adalah :
- Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kecang, tanaman menjadi mudah roboh
- Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
B. Mencangkok
Teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Pada teknik ini tidak dikenal istilah batang bawah dan batang atas. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi. karena pada cara cangkok akar tumbuh ketika masih berada di pohon induk.
Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok :
- Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya
- Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan
Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok :
- Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering
- Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang
- Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong
- Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
Media untuk mencangkok bisa menggunakan cocopit atau serbuk sabut kelapa ataupun cacahan sabut kelapa. Dapat pula digunakan campuran kompos/pupuk kandang dengan tanah (1:1). Kalau disekitar kebun ada tanaman bambu, maka tanah dibawah bambu yang telah bercampur serasah daun bambu dan sudah membusuk bisa juga digunakan untuk media cangkok.
Waktu pelaksanaan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, sehingga cangkokan tidak akan kekeringan. Selain itu dengan mencangkok di awal musim hujan akan tersedia waktu untuk menanam hasil cangkokan pada musim itu juga.
C. Sambungan
Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas(scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu familiki. Tanaman mangga disambung dengan tanaman kwini.
D. Okulasi
Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
E. Penyusuan
Istilah penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan dimana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya. Keuntungan dari teknik ini adalah tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi pengerjaannya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Sedangkan kerugiannya bahwa penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah sedikit atau terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk.
Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan okulasi.
F. Merunduk
Merunduk merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang paling sederhana, dimana bakal tanaman baru masih berada pada tanaman induknya sampai bakal tanaman tersebut berakar dan bertunas.