Daya simpan benih merupakan informasi penting yang dibutuhkan produsen, konsumen, maupun iluwan benih, karena lot benih yang menunjukkan daya berkecambah yang sama belum tentu mempunyai daya simpan yang sama. Batas akhir periode penyimpanan benih ialah pada titik kritikal periode kedua teori Sadjad, yaitu suatu periode viabilitas yang ditandai dengan menurunnya nilai vigor dan viabilitas benih. Secara logika, batas akhir periode penyimpanan suatu lot benih ialah daya simpan suatu lot benih tersebut. Jika daya simpan suatu lot benih adalah x bulan, maka periode penyimpanan lot benih tersebut paling lama adalah x bulan. Agar suatu lot benih dapat disimpan tidak melebihi daya simpannya dan produsen benih dapat terhindar dari kerugian akibat kelebihan periode simpan, maka diperlukan informasi tentang daya simpan dugaan (DSD) sebelum suatu lot benih disimpan. Vigor benih selama periode simpan tersebut disebut oleh Sadjad sebagai vigor daya simpan benih atau (VDS),
Vigor daya simpan merupakan suatu parameter vigor benih yang menunjukkan kemampuan benih selama penyimpanan dalam keadaan suboptimum. Benih yang memiliki VDS tinggi, mampu disimpan untuk periode simpan yang normal dalam keadaan suboptimum dan akan lebih panjang daya simpannya jika dalam keadaan ruang simpan yang optimum. Dasar pemikirannya ialah bahwa vigor daya simpan benih yang sebenarnya akan berkorelasi linier dengan periode simpan benih tersebut.
Vigor daya simpan benih dapat dideteksi melalui berbagai metode baik kualitatif maupun kuantitatif, diantaranya Sistem Multiplikasi Devidorasi (SMD) dengan pengusangan cepat fisik atau kimiawi. SMD merupakan suatu metode devigorasi benih secara cepat untuk menduga vigor daya simpan benih. Terdapat dua metode devigorasi dalam SMD yaitu secara fisik dan kimia. SMD secara fisik dilakukan dengan metode penyimpanan benih pada suhu dan kelembaban relatif tinggi selama beberapa hari, sedangkan metode SMD kimia dilakukan dengan metode perendaman atau menguapkan benih dengan menggunakan cairan kimia (etanol). Etanol merupakan senyawa pelarut organik yang dapat merusak membran dan mendenaturasi protein dalam benih pada fase-fase tertentu.
Sadjad (1992) menyatakan bahwa devigorasi secara fisik digunakan untuk menganalisis vigor absolut yang menstimulasi daya simpan benih. Benih yang tahan terhadap kondisi deraan lingkungan simpan yang sub optimum diartikan sebagai benih yang tahan simpan secara allami untuk waktu tertentu. Kinerja benih kedelai yang didera selama tiga hari misalnya, sama dengan viabilitas benih yang disimpan selama sembilan bulan.

Perangkat keras yang dapat digunakan dalam SMD ialah mesin pengusangan cepat (MPC) IPB 77-1 MM yang merupakan hasil modifikasi dari MPC IPB 77-1 dan MPC IPB 77-1 M yang bertujuan untuk menyempurnakan sistem pergerakan benih dalam ruang deraan yang lebih efisien sehingga waktu yang dibutuhkan dalam proses penderaan benih menjadi lebih cepat. MPC IPB 77-1 MM pada dasarnya memiliki prinsip kerja memundurkan benih secara buatan (devigorasi) untuk menggambarkan proses kemunduran benih yang berjalan secara alami (deteriorasi) dalam waktu singkat. MPC IPB 77-1 MM diharapkan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mendapatkan informasi vigor daya simpan benih secara cepat dan akurat dalam proses penentuan kelayakan benih sebelum tahap penanaman di lapang. Informasi hasil pengujian mutu benih yang akurat dan cepat akan sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi para produsen, konsumen maupun ilmuwan benih